Kawat gigi atau behel sudah dikenal luas di
masyarakat menurut Dokter gigi Spesialis Ortodonsi, pemasangan kawat gigi atau
perawatan ortodontik dilakukan berkaitan dengan adanya masalah ketidakteraturan
gigi atau rahang atau maloklusi. Berikut ini adalah penjelasan seputar masalah
gigi yang dihubungkan dengan penggunaan kawat gigi
SEJARAH ASAL MUASAL KAWAT GIGI
Kawat gigi dikenal juga dengan sebutan sebagai “behel”
dalam bahasa Belanda, atau istilahnya orthodontic
appliance bahasa Inggris. Kawat gigi ditemukan pada abad ke-17 Tokoh yang
dikenal sebagai bapak ortodonsi adalah Edward
H. Angel. Kawat gigi yang pertama dikenal adalah kawat gigi yang bisa
dilepas pasang oleh pasiennya, dari alat yang bentuknya paling besar sampai
dengan yang lebih sederhana bentuknya.
Kawat gigi mulai banyak dipakai pada abad 18. Saat
itu kawat gigi yang dipakai terlihat tidak enak dipandang dan tidak enak
dipakai sehingga tidak disukai, bahkan orang malu memakainya. Sejalan dengan
perkembangan teknologi dan kebutuhan akan berpenampilan yang baik, dua dekade
terakhir diciptakan kawat gigi yang enak dipandang dengan warna warni atau tidak
terlalu kelihatan dan lebih nyaman digunakan
Dengan adanya kemajuan teknologi, bidang
orthodonsi sangat terbantu dalam mengatasi masalah maloklusi atau kelainan
susunan gigi yang tidak teratur. Dalam masyarakat yang sangat tinggi data
Departemen Kesehatan RI menunjukkan 80 persen penduduk Indonesia mengalami
maloklusi
gigi-gigi merupakan satu kesatuan yang tersusun
pada tulang rahang membentuk lengkung yang disebut lengkung gigi. Di dalam
lengkungnya, gigi dapat terletak teratur atau tidak teratur. Seperti sering
kita jumpai sehari-hari gigi maju mundur atau berjejal, gigi jarang-jarang,
terlalu ke depan atau tonggos, gigi bawah ke depan atau Cakil, terlalu ke
belakang, terlalu ke atas atau gingsul, gigi tidak dapat terkatup dan banyak
masalah lainnya.
Walaupun gigi-gigi tersusun rapi pada masing-masing
rahang atas maupun rahang bawah , bila Gigi Gigi atas dan bawah dekat terlihat
harmonis. Pada keadaan itu kelainan bisa terjadi pada letak gigi geliginya atau
kelainan pada tulang rahangnya.
Keadaan seperti ini dikenal dengan nama malposisi atau salah letak gigi dan maloklusi atau hubungan Gigi geligi
atas dan bawah tidak Semestinya.
Pada keadaan susunan gigi tidak harmonis,
tentunya akan membuat senyum tidak menarik. Hal itu akan mempengaruhi
penampilan wajah yang pada akhirnya akan mengurangi rasa percaya diri karena
dapat menyebabkan makanan mudah tersangkut di antara gigi dan sulit dibersihkan.
Akibatnya jika sudah berlubang dan mudah terjadi karang gigi, adanya karang
gigi akan merusak gusi dan tulang di sekitar gigi. Dengan ditunjukan munculnya
gusi merah, mudah berdarah, bengkak atau gusi menyusut (penyakit periodontal).
Gigi berlubang maupun karang gigi akan mengakibatkan mulut berbau tidak sedap
atau halitosis.
Gigi geligi yang tidak harmonis dapat juga mengakibatkan
kelainan seperti gangguan sendi rahang yang sulit disembuhkan karena fungsi pengunyahan
yang tidak sempurna. Kelainan sendi rahang berupa bunyi atau sakit di sekitar
telinga pada waktu buka tutup mulut dapat menyebabkan otot kaku dan pegal
sekitar leher juga pundak sakit kepala yang sering tidak diketahui sebabnya.
Hal ini akan sangat mengganggu aktifitas,
maka keadaan tersebut merupakan indikasi
perawatan ortodontik
Gigi yang sudah terlanjur tidak tertata rapi
pada lengkung gigi dapat diperbaiki susunannya dengan menggunakan alat
meratakan gigi atau alat ortodontik. Dengan kemajuan teknologi alat meratakan
gigi dapat digunakan untuk menyusun gigi gigi sejak usia anak atau balita,
remaja, dewasa bahkan usia tua.
Peminat terbanyak adalah usia remaja namun
permintaan tidak kalah banyak juga datang dari kalangan dewasa bahkan dari
diatas usia 50 tahun baik perempuan maupun laki-laki. Tidak semua
kelainan dapat diatasi dengan alat meratakan gigi. Bila
kelainan melibatkan rahang makan perawatan bisa jadi akan membutuhkan
pembedahan rahang, tentunya akan dibentuk suatu tim kerja yang dapat melibatkan
bidang kedokteran gigi lain atau bidang kedokteran seperti bedah plastik atau
tenaga ahli yang terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar